INTISARI “FINAL REPORT OASEN 2015”

PDAM Tirto Negoro Kab. Sragen dan OASEN telah bekerjasama hampir 1 tahun. Adapun tujuan dari kerjasama ini adalah dalam rangka berbagi ilmu dan pengalaman (sharing knowledge) dalam hal pengelolaan air bersih khususnya dalam hal penurunan kehilangan air (Non Revenue Water) di PDAM Tirto Negoro.

Kolaborasi antara OASEN dengan PDAM Tirto Negoro menghasilkan beberapa point penting. Yang pertama adalah Penurunan dari Air Tanpa Rekening (NRW) merupakan salah satu target utama dari Manajemen PDAM Tirto Negoro. Berdasarkan pengalaman mereka tentang topik ini di Pontianak, OASEN diminta oleh PDAM Tirto Negoro untuk mendukung tantangan ini, baik organisasi dan teknis. Manajemen PDAM Tirto Negoro telah menunjuk tim NRW khusus dengan fokus khusus: mengurangi NRW. Tujuan adalah pengurangan 2% per tahun. Dalam rangka mengurangi NRW, pendekatan sistematik dalam melakukan step test sangatlah penting. Untuk keperluan pendekatan ini, pengantar kebocoran-kebocoran baru harus dihindari. Berdasarkan pengalaman di Pontianak dan Belanda, desain dan konstruksi yang sekarang dipakai pada sambungan rumah masih bisa diperbaiki. Karena desain dan konstruksi yang saat ini digunakan dapat menimbulkan kebocoran-kebocoran kecil dalam jumlah yang banyak dan sulit terdeteksi.

kebocoran ditemukan

Point yang kedua mengenai sumur dalam. Selama kunjungan sumur-sumur, piezometer ditarik dan debit dari sumur diukur. Penting untuk memahami monitoring adalah standar piezometer setelah sumur, adalah pada kedalaman ( pada reducer) terhubung dengan casing, jadi piezometer mengukur penarikan aktual dari dalam sumur. Hal ini berbeda dengan di Belanda, dimana piezometer ditempatkan di kemasan gravel di luar sumur. Sumur-sumur di PDAM Tirto Negoro telah dimonitor. Hasil monitoring tersebut disimpan dan diinterpretasikan dengan menggunakan data excel dengan struktur yang baik. Tujuan dari monitoring ini adalah untuk memantau kapasitas sumur.

Dengan pertumbuhan populasi sekitar 0,5 % per tahun dan ambisi untuk menambah Sambungan Rumah setiap tahunnya (1-2 %) maka kapasitas ekstra dibutuhkan. Dengan bantuan dari lembar kerja monitoring, total kapasitas sumber dari sumur-sumur dapat dikira-kira. Menurut buklet NRW: kapasitas sumber adalah 1165 l/s dan kapasitas produksi saat ini adlaah 683 l/s. Meskipun kapasitas sumber terlihat mencukupi, namun permasalahan lokal muncul. Kapasitasnya tidak selalu tersedia saat ada kebutuhan. Misalnya di pemukiman Kecamatan Gondang (utara Gunung Lawu) dan di area utara PDAM Tirto Negoro. Relatif sederhana, kapasitas ekstra dapat ditemukan dengan mengoptimalkan sumur-sumur lokal. Ketika ruang pompa cukup dalam, turunkan pompa dan pasang pompa yang lebih baik/besar adalah solusi cepat. Untuk ke depannya, kesinambungan dari sumber-sumber air yang ada di PDAM Tirto Negoro sangat direkomendasikan. Karena kualitas air sumurnya tinggi, biaya untuk purifikasi rendah dan jumlah air dalam yang tersedia haruslah lebih dari cukup untuk kebutuhan di masa depan.**(Sumber : Final Report NRW & Wells PDAM SRAGEN-OASEN May 2015 ; Translator : Intan Korentina)

finaloasen2015-1

finaloasen2015-2