KUNJUNGAN OASEN KE VIII (PART 2)

Hari keempat dan kelima kegiatan lebih banyak dilakukan di dalam ruangan, tim selanjutnya dibagi menjadi 2 Grup. Grup 1 dengan Pak Henk membahas tentang laporan bulanan produksi sampai dengan distribusi. Dimulai dari pengambilan data, data harus mendekati kebenaran atau se-real mungkin. Membiasakan untuk membuat grafik dengan informasi yang penting saja, sehingga tidak perlu terlalu banyak data yang tidak penting. Saat ada kegiatan produksi dan distribusi harus dicatat penyebab, berapa lama waktu perbaikan, lokasi, diameter pipa, dan lain-lain harus terperinci. Membandingkan data & grafik dengan Unit lain untuk dilakukan analisa apakah berbeda ataupun ada persamaaan. Ini bertujuan untuk memudahkan analisa selanjutnya jika terjadi hal yang serupa.

Grup 2 dengan Pak Richard membahas EPAnet Unit Masaran & Sambungmacan. Pada saat pembahasan kami juga melakukan diskusi, dalam diskusi tersebut diketahui bahwa salah satu audiens yaitu Pak Sutrisno (Kasubag.Litbang) telah menemukan cara mudah dalam mengkonvert data GIS ke EPAnet selain cara yang diajari oleh Pak Richard. Sehingga Pak Richard menyarankan Pak Sutrisno untuk membagi ilmu yang didapat ke audiens lain.

Ada 2 tips dari Pak Richard untuk memudahkan penggunaan Epanet yang digabung dari beberapa unit menjadi satu wilayah pelayanan PDAM Tirto Negoro.

  1. Penggunaan kode yang baik saat pembuatan node, pipe, dan pumps
  2. Membuat kamus kode tiap Unit karena kode tidak boleh sama (Ex: pump=PMSNCR45-3, karena ada pompa CR45-3 yang banyak dipakai sehingga perlu kode Unit sebelum kode pompa)

Tips yang lain adalah:

  1. Membuat satu model Epanet / satu Unit model Epanet harus dilakukan dari awal sampai dengan akhir di kalibrasi. Setelah itu baru boleh mengerjakan model Epanet Unit lain.
  2. Saat Epanet selesai dibuat dan dikalibrasi, dapat digunakan untuk simulasi menurunkan biaya listrik, menaikan tekanan, dan lain-lain.
  3. Epanet perlu dikalibrasi ulang saat ada penambahan pipa baru, pelanggan baru, pompa baru, tambah inverter, tambah pompa, penurunan NRW, dan perubahan DRD (Daftar Rekening Ditagih).

Epanet dapat memprediksi kebocoran dengan cara membandingkan tekanan dan debit di Epanet dengan di lapangan. Jika setelah dikalibrasi terjadi perbedaan data, berarti ada sesuatu di lapangan.

Adanya pemasangan Inverter ( pengatur putaran pompa sehingga tekanan menjadi stabil sesuai tekanan yang diinginkan) berdampak pada efisiensi yang cukup besar. Sebelum dipasang inverter biaya listrik sebesar ± 24,5 juta rupiah setiap bulan, setelah dipasang inverter menjadi 20 juta per bulan. Efiensi 4,5 juta rupiah bisa dialihkan untuk pembiayaan yang lebih bermanfaat.

Menurunkan NRW tidak mudah, tetapi dengan adanya sinergi dengan semua orang/bagian dan komitmen dari pimpinan semua itu menjadi mudah.** (Deasy Nur Pratiwi)