30% PASOKAN AIR DARI PDAM SRAGEN BOCOR

Dikutip dari solopos.com, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sragen kehilangan 18.000 m3 per hari atau 30% dari total distribusi air bersih sebanyak 60.000 m3 per hari. Padahal standar minimal kebocoran normal maksimal 20%. Untuk menekan kehilangan air itu, PDAM memasang water meter elektromagnetik bantuan PT Oasen N.V.. Penjelasan itu disampaikan Direktur Utama PDAM Tirtonegoro Sragen, Supardi, saat ditemui solopos.com di ruang kerjanya, Jumat (15/3/2019). Beliau mengatakan distribusi air untuk 63.000 pelanggan PDAM mencapai 700 m3 per detik dari kapasitas air yang dimiliki PDAM sebanyak 900 m3 per detik. Dengan distribusi 700 m3 per detik itu, kata dia, dalam sebulan PDAM menggelontorkan air ke pelanggan 1,8 juta m3 per bulan atau 60.000 m3 per hari.

“Dari laporan per Februari angka kebocoran air masih 30%-31%. Pada Januari lalu juga mendekati 30%, yakni 29%. Kami menerjunkan petugas untuk mencari kebocoran air tersebut. Mereka bekerja pada malam hari. Kebocoran yang tinggi itu terjadi di wilayah dengan penduduk padat. Di Masaran dan Sidoharjo yang sudah kami pasangi water meter elektromagnetik mampu menekan kebocoran dari semula 30% menjadi 13%,” ujarnya.

Penyebab kebocoran air itu, sebut dia, bervariasi, seperti adanya pelanggan nakal, ada kebocoran yang kemudian air masuk ke selokan, dan kebocoran karena dampak proyek galian. Dengan pemasangan water meter, kata dia, ada laporan distribusi air secara akurat dan bisa diketahui dalam durasi detik.

Laporan distribusi air itu, ujar dia, diketahui lewat laporan digital. Sebelumnya, lanjut dia, PDAM masih menggunakan water meter analog yang akurasi penggunaan air masih didasarkan pada asumsi sehingga angka kehilangan airnya tinggi.

“Belum lama ini kami memasang lima unit water meter bantuan dari Oasen Belanda itu di Gemolong. Pada Maret ini pula akan didatangkan enam unit water meter dari Belanda dan akan dipasang di wilayah Sukodono. Dua kecamatan itu memang menjadi pilot project untuk pemanfaatan water meter bantuan Oasen Belanda karena jumlah pelanggannya besar dan potensi kehilangan airnya relatif tinggi,” ujarnya.

Dengan pemasangan water meter itu, Supardi menargetkan ada penurunan kebocoran air sampai 2% per tahun.